|
Sebelum Kesempatan Tertutup |
SEO GW - KEINGINAN dan harapan, bukan hanya milik
orang-orang yang masih hidup. Keinginan dan harapan juga milik mereka yang
telah mati. Jika Rasulullah saw menjelaskan, keinginan orang-orang shalih di
alam kubur, adalah kembali ke keluarga untuk menyampaikan berita gembira, maka
keinginan orang-orang durhaka juga ingin dikembalikan hidup di dunia. Namun
misi yang mereka inginkan di dunia tidak sama. Meski kedua-duanya juga tak bisa
memenuhi keinginan dan harapan mereka.
Perbedaannya jelas. Orang-orang shalih,
sangat gembira dan ingin menyampaikan kegembiraannya kepada keluarganya di
dunia. Tapi orang-orang durhaka, justru merasakan tak terperi kedukaannya
hingga ia ingin kembali hidup untuk melakukan amal-amal yang bisa memberinya
sejumput pahala dari Allah swt. Mereka banyak menyepelekan hak-hak Allah,
melewati hidup dalam kesia-siaan dan kelalaian, menunda-nunda taubat sambil
berharap agar usianya terus memanjang. Di dalam kubur mereka meratapi amalnya,
menangisi apa yang telah lalu, dan ia juga memendam harapan dan keinginan
kepada Allah.
Saudaraku yang tak pernah luput dari kasih
sayang Allah,
Ayat-ayat Al Quran dan hadits Rasulullah saw
menuturkan kepada kita bagaimana keinginan mereka saat ada di alam akhirat.
Salah satu keinginan mereka adalah, keinginan mendirikan shalat, meski hanya
dua rakaat. Ini dijelaskan oleh Abu Hurairah radhiallahu anhu yang meriwayatkan
hadits Rasulullah saw saat melewati sebuah makam. “Siapakah yang dikubur di
sini?” tanya Rasul saw. Para sahabat menjawab, “Ini kuburan fulan.” Rasul saw
mengatakan, “Shalat dua rakaat lebih diinginkan oleh penghuni kubur ini
ketimbang apa yang tersisa dari dunia kalian.”
Itulah salah satu puncak keinginan orang yang
telah meninggal namun banyak melalaikan Allah. Ia sangat ingin ruku dalam dua
rakaat shalat. Ia begitu berharap bisa menambah timbangan kebaikannya. Ia
menentukan keinginannya secara spesifik untuk memperoleh pahala shalat. Ia
telah melihat langsung apa manfaat shalat. Ia sangat berduka melewati hari-hari
tanpa shalat. Ia ingin kembali ke dunia, hanya beberapa detik untuk bisa ruku.
Tidak ada keinginan dunia apapun, tapi hanya ingin dua rakaat.
Saudaraku,
Harapan dan keinginan lain dari orang-orang
yang telah wafat dalam kelalaian adalah, shadaqah. Ya, mereka ingin kembali ke
dunia beberapa saat saja untuk bisa bershadaqah. Harapan mereka tercantum dalam
firman Allah swt dalam surat Al Munafiqun ayat 10-11: “Berinfaqlah kalian dari
apa yang Kami rizkikan kepada kalian, sebelum datang pada salah seorang kalian
dan ia mengatakan: “Ya Tuhan ku seandainya Engkau tunda kematianku sebentar
saja, agar aku bisa bersedekah dan menjadi orang shalih….”
Mereka sadar, shadaqah adalah amal yang
paling dicintai Allah swt. Shadaqah jugalah yang mampu mematikan kemarahan
Allah swt. Mereka ingin kembali hidup,
karena mereka tahu nilai shadaqah yang bisa dibanggakan dari amal-amal
lainnya. Mereka sudah tahu betapa besar nilai dan pahala shadaqah, dan betapa
besar kerugian orang yang melalaikannya. Tapi, lagi-lagi harapan itu tak
mungkin membuka kesempatan. Semua telah lewat. Karena itulah mereka memendam
keinginan untuk kembali ke dunia dan bersadaqah, lantaran sebelumnya mereka
lebih banyak membelanjakan harta untuk kepuasan nafsu.
Saudaraku,
Keinginan ketiga yang diucapkan oleh
orang-orang lalai dan telah wafat adalah, kembali ke dunia untuk menjadi
orang-orang shalih. Mereka ingin melakukan amal shalih, taat kepada Allah,
berdzikir kepada Allah meskipun satu kalimat. Mereka sangat ingin mengucapkan
tasbih meski satu kali, mengeluarkan kalimat tauhid Laa ilaaha illallah meski
satu kali. Simaklah bagaimana firman Allah swt tentang harapan mereka, “Sampai
ketika salah seorang mereka didatangkan kematian, ia berkata, “Ya Tuhanku
kembalikanlah aku untuk bisa beramal shalih terhadap apa yang aku tinggalkan… “
(QS. Al Muminun : 99 – 100).
Orang-orang yang telah mati, kesempatan
mereka telah habis. Mereka berada di alam yang lain, alam akhirat. Di sanalah
mereka mengetahui apa yang mereka terima dari amal-amal mereka di dunia. Di
sanalah mereka mengetahui penyesalan tak terkatakan dari menyia nyiakan waktu.
Mereka menyadari bahwa waktu tak mungkin dibeli dengan seluruh harta dunia
apapun. Karena itulah mereka sangat mengangankan satu amal shalih sedikit saja
untuk bisa mengambil pahala dari amal itu.
Saudaraku,
Berpikirlah dan merenunglah tentang
perjalanan ini. Sebagaimana inti wasiat Rasulullah tentang hidup dan mati yang
terdapat dalam do’a yang diucapkan setelah kita tidur. Kata Rasulullah
saw, “Jika salah seorang kalian bangun
dari tidur, katakanlah: “ Alhamdulillah yang telah mengembalikan ruhku
kepadaku, menyehatkan tubuhku dan mengizinkan aku untuk berdzikir kepada-Nya.”
(HR. Turmudzi)
Saudaraku,
Suatu saat, bila kita mengiringi janazah atau
melakukan ziarah kubur. Diam dan jangan banyak bicara. Berhentilah di hadapan
sebuah kuburan. Resapilah bagaimana kesempitan liang lahat. Bayangkanlah bila
kita berada di dalamnya. Semua pintu yang tertutup, lalu gundukan tanah yang
menimbun di atasnya. Tak ada keluarga, tak ada sahabat. Gelap, sunyi senyap dan
mengerikan. Tak ada yang bisa kita dapatkan di sana, kecuali amal yang telah kita lakukan. Renungkanlah,
harapan dan keinginan orang-orang ada di dalamnya.
Ingatlah apa harapan dan keinginan
orang-orang yang telah ada di dalamnya. Lalu, tanamkan tekad untuk memanfaatkan
kesempatan hidup untuk lebih banyak berdzikir pada Allah. Bila tercetus dalam
benak dan hati untuk melanggar perintah
Allah, ingatlah apa harapan dan keinginan orang-orang yang telah meninggalkan
kehidupan ini. Saat kita dibelenggu rasa malas melakukan amal shalih, ingatlah,
apa harapan dan keinginan orang-orang yang telah mati. Mereka sangat ingin
kembali dan melewati hidup sejenak dalam taat kepada Allah.
Segala puji dan syukur hanya untuk Allah swt,
karena kita saat ini masih merasakan nikmat hidup. Kita ingin jenak kehidupan
ini menjadi penuh nilai dengan memperbanyak ketaatan. Kita pasti berharap agar
rentang perjalanan hidup di dunia ini, jamnya, menitnya, detiknya, adalah
ketaatan kepada Allah swt. Sehingga kita bisa berharap kebahagiaan di awal
memasuki kesendirian di liang kubur
Referensi :
Islampost.com